Khutbah Jumat Ustadz Bambang Wahyu Hidayat
Keistimewaan orang
yang bertaqwa
إنَّ
الـØَمْدَ Ù„Ùلّه٠نَـØْمَدÙه٠وَنَسْتَعÙيْنÙه٠وَنَسْتَغْÙÙرÙÙ‡ÙØŒ وَنَعÙوذÙ
بÙالله٠مÙنْ Ø´ÙرÙور٠أَنْÙÙسÙنَا ÙˆÙŽÙ…Ùنْ سَيÙّئَات٠أَعْمَالÙنَا، مَنْ
يَهْدÙÙ‡Ù
الله٠Ùَلَا Ù…ÙضÙÙ„ÙŽÙ‘ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَمَنْ ÙŠÙضْلÙلْ Ùَلَا هَادÙÙŠÙŽ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أَن
لاَّ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ الله ÙˆÙŽØْدَه٠لَا شَرÙيْكَ لَه٠وَأَشْهَد٠أَنَّ Ù…ÙÙ€Øَمَّداً
عَبْدÙه٠وَرَسÙولÙÙ‡.
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا
اتَّقÙوا اللَّهَ ØÙŽÙ‚ÙŽÙ‘ تÙقَاتÙه٠وَلَا تَمÙوتÙÙ†ÙŽÙ‘ Ø¥Ùلَّا وَأَنْتÙمْ Ù…ÙسْلÙÙ…Ùونَ
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا النَّاس٠اتَّقÙوا
رَبَّكÙم٠الَّذÙÙŠ خَلَقَكÙمْ Ù…Ùنْ Ù†ÙŽÙْس٠وَاØÙدَة٠وَخَلَقَ Ù…Ùنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ Ù…ÙنْهÙمَا رÙجَالًا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا ÙˆÙŽÙ†Ùسَاءً وَاتَّقÙوا اللَّهَ الَّذÙÙŠ
تَسَاءَلÙونَ بÙه٠وَالْأَرْØَامَ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكÙمْ رَقÙيبًا
يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا
اتَّقÙوا اللَّهَ ÙˆÙŽÙ‚ÙولÙوا قَوْلًا سَدÙيدًا
ÙŠÙصْلÙØÙ’ Ù„ÙŽÙƒÙمْ أَعْمَالَكÙمْ
وَيَغْÙÙرْ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Ø°ÙÙ†ÙوبَكÙمْ وَمَنْ ÙŠÙØ·Ùع٠اللَّهَ وَرَسÙولَه٠Ùَقَدْ Ùَازَ
Ùَوْزًا عَظÙيمًا أَمَّا بَعْدÙ
Ma’asyiral
muslimin rakhimakumullah,
Yang
pertama dan utama marilah sama-sama kita panjatkan puji serta syukur kehadirat
Allah SWT yang sudah banyak melimpahkan banyak karunia kepada kita baik yang
kita sadari maupun kita tidak sadari yang niscaya jikalau kita menghitung
nikmat yang di berikan Allah kita tidak akan mampu untuk menghitungnya “Fain Tauddu Ni'matallahi La Tukhsuuha”
Apabila Kamu Menghitung Nikmat Allah ( Yang
Diberikan Kepadamu ) Maka Engkau Tidak Akan Mampu (Karena Terlalu Banyak)
Alhamdulillah hari ini kita masih deberikan umur panjang serta kesempatan untuk memenuhi panggilan Allah, menjadi tamu Allah yaitu menjalankan kewajiban Shalat Jum’at berjamaah untuk itu selaku khotib berpesan kepada para jamaah dan khotib sendiri untuk meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan berusaha dengan sepenuh hati menjalankan perintah2Nya dan berusaha menjauhi laranganNya, beruntunglah bagi orang tunduk dan patuh terhadap tuntunan dan ajaran Allah yang disampaiakn oleh Nabi Muhammad SAW, karena balasanya tiada lain adalah Syurga, semoga ibadah2 yang sudah kita laksanakan baik yang sunnah maupun yang wajib diterima Allah SWT.
Sholawat
beserta salam mudah-mudahan tetap kita sampaikan kepada Baginda Rasulullah SAW,
semoga di hari kiamat kita mendapatkan Syafaatnya, Aamiin, Aaamiin, Yaa Robbal
‘Aalamiin
Allah SWT menggariskan bahwa kemuliaan seseorang dihadapan-NYA tidak
dilihat seberapa kekayaannya, sebagus apa raut wajahnya atau setinggi apa
kekuasaan dan pangkatnya. Tetapi seberapa derajat ketakwaannya kepada Allah
SWT, sebagaimana firman Allah:
يَا
أَيّÙهَا النَّاس٠إÙنَّا خَلَقْنَاكÙمْ Ù…Ùنْ ذَكَر٠وَأÙنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكÙمْ
Ø´ÙعÙوبًا وَقَبَائÙÙ„ÙŽ Ù„ÙتَعَارَÙÙوا Ûš Ø¥Ùنَّ أَكْرَمَكÙمْ عÙنْدَ اللَّهÙ
أَتْقَاكÙمْ Ûš Ø¥Ùنَّ اللَّهَ عَلÙيمٌ خَبÙيرٌ
Terjemahnya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat ayat 13).
Dari ayat
diatas jelas dipahami bahwa kemuliaan seseorang tidak dilihat jenis kelaminnya,
laki atau perempuan, apa bangsanya serta dari suku apa ia berasal karena semua
itu semata-mata atas pemberian Allah. Bukan didapat melalui usaha yang
dilakukan manusia.
Kemuliaan
manusia dihadapan Allah dilihat dari kualitas ketakwaannya kepada Allah yang
itu dapat dicapai melalui usaha yang dilakukan manusia.
Kata takwa secara bahasa berarti terpeliharanya diri untuk tetap taat
melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.
Orang yang bertakwa adalah orang yang selalu berhati-hati menjaga setiap
tutur kata dan laku perbuatannya dari setiap hal yang dilarang atau dimurkai
Allah. Pada saat yang sama setiap perbuatan yang dilakukan menjadikan Allah
ridha kepadanya.
وَسَارÙعÙوْٓا اÙلٰى مَغْÙÙرَة٠مÙّنْ رَّبّÙÙƒÙمْ وَجَنَّةÙ
عَرْضÙهَا السَّمٰوٰت٠وَالْاَرْضۙ٠اÙعÙدَّتْ Ù„ÙلْمÙتَّقÙيْنَۙ
133. Dan
bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa
الَّذÙيْنَ ÙŠÙنْÙÙÙ‚Ùوْنَ ÙÙÙ‰
السَّرَّۤاء٠وَالضَّرَّۤاء٠وَالْكَاظÙÙ…Ùيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَاÙÙيْنَ عَنÙ
النَّاسÙÛ— وَاللّٰه٠يÙØÙبّ٠الْمÙØْسÙÙ†Ùيْنَۚ
134. (yaitu)
orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai
orang yang berbuat kebaikan,
Ma’asyiral
muslimin rakhimakumullah,
Menurut ayat
diatas, setidaknya ada empat indikator orang bertakwa, yaitu:
Pertama,
orang bertakwa adalah orang yang memiliki jiwa sosial tinggi. Ia suka
menafkahkan hartanya, baik ketika sedang berlimpah maupun dalam situasi yang
sulit. Tidak menunggu kaya agar dapat berinfaq, dalam situasi yang serba
terbatas, bahkan kekurangan sekalipun ia berusaha untuk menyisihkan sebagian
riski yang dimiliki untuk dinafkahkan di jalan Allah.
Kedua,
indikator orang bertakwa adalah memiliki kemampuan untuk menahan diri,
mengendalikan hawa nafsu, terutama ketika dalam keadaan marah. Marah adalah
salah satu sifat dasar manusia, terutama karena suatu sebab yang mendorongnya
untuk marah. Tetapi orang bertakwa mampu menahan diri untuk tidak marah,
meskipun ia memiliki sebab untuk marah.
Ketiga, tanda
orang bertakwa berikutnya adalah mudah memaafkan kesalahan orang lain. Meminta
maaf atas kesalahan yang kita perbuat kepada orang lain itu sulit, tapi jauh
lebih sulit memaafkan kesalahan orang lain kepada kita. Apalagi kalau orang
tersebut tidak pernah merasa bersalah dan meminta maaf kepada kita.
Keempat,
orang bertakwa adalah orang yang berbuat ihsan, yaitu melakukan kebaikan
melebihi apa yang seharusnya diberikan. Memberi
sedekah secara sembunyi-sembunyi. · Menolong orang lain tanpa harus dilihat. ·
Menyumbang pembangunan mesjid tanpa harus menulis nama kita
Begitu
beratnya menjadi orang bertakwa, Allah SWT menjanjikan keutamaan yang sangat
besar, salah satunya sebagaimana firman Allah SWT :
وَمَنْ يَتَّق٠اللَّهَ
يَجْعَلْ لَه٠مَخْرَجًا
Terjemahnya:
…dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar (QS. At Talaq ayat 2)
وَيَرْزÙقْه٠مÙنْ Øَيْث٠لَا
ÙŠÙŽØْتَسÙب٠ۚ
Terjemahnya:
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS. At Talaq
ayat 3)
Dari ayat
tersebut, Allah SWT memberikan karunia yang luar biasa bagi orang yang
bertakwa, yaitu memberikan jalan keluar dari segala macam persoalan kehidupan.
Setiap manusia dalam kehidupannya pasti dihadapkan oleh
permasalahan-permasalahan kehidupan.
Allah SWT
memberikan jaminan apabila yang menghadapi masalah adalah orang yang bertakwa,
maka Allah memberikan jalan keluarnya. Termasuk apabila yang dihadapi terkait
masalah ekonomi, maka Allah akan memberikannya rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka datangnya.
Demikian keutamaan yang akan diperoleh bagi orang-orang
yang bertakwa.
Semoga kita semua mampu menjadikan diri kita sebagai hamba
yang bertakwa, mengamalkan prilaku orang-orang yang bertakwa dan kelak
dipanggil menghadap kepada Allah dengan ketakwaan yang melekat di hati kita
masing-masing. Aamiin
وَٱلْعَصْرÙ. Ø¥Ùنَّ
ٱلْإÙنسَٰنَ Ù„ÙŽÙÙÙ‰ Ø®ÙسْرÙ, Ø¥Ùلَّا ٱلَّذÙينَ ءَامَنÙوا۟ وَعَمÙÙ„Ùوا۟ ٱلصَّٰلÙØَٰتÙ
وَتَوَاصَوْا۟ بÙٱلْØَقّ٠وَتَوَاصَوْا۟ بÙٱلصَّبْرÙ
بَارَكَ
الله٠لÙيْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙÙŠ الْقÙرْآن٠الْعَظÙيْمÙ, ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙَعَنÙيْ ÙˆÙŽØ¥ÙيَّاكÙمْ بÙمَا
ÙÙيْه٠مÙÙ†ÙŽ الآيَات٠وَالذÙّكْر٠الْØÙŽÙƒÙيْمÙ, وَتَقَبَّلَ Ù…ÙÙ†Ùّيْ ÙˆÙŽÙ…ÙنْكÙمْ
تÙلاَوَتَه٠إÙنَّه٠هÙÙˆÙŽ السَّمÙيْع٠الْعَلÙيْمÙ. Ø£ÙŽÙ‚Ùوْل٠قَوْلÙيْ هَذَا
وَاسْتَغْÙÙر٠اللهَ الْعَظÙيْمَ Ù„Ùيْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙَاسْتَغْÙÙرÙوْهÙØŒ Ø¥Ùنَّه٠هÙÙˆÙŽ
الْغَÙÙوْر٠الرَّØÙيْمÙ
Khutbah kedua
اَلْØَمْدÙ
Ù„Ùلّٰه٠الَّذÙيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدÙه٠الْكÙتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ
عÙوَجًا Ûœ
قَيّÙمًا
Ù„ÙّيÙنْذÙرَ بَأْسًا شَدÙيْدًا مّÙنْ لَّدÙنْه٠وَيÙبَشّÙرَ الْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ
الَّذÙيْنَ يَعْمَلÙوْنَ الصّٰلÙØٰت٠اَنَّ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ اَجْرًا Øَسَنًاۙ
مَّاكÙØ«Ùيْنَ ÙÙيْه٠اَبَدًاۙ
ØŒ َأَشْهَد٠أَنْ لَّا Ø¥Ùلٰهَ Ø¥Ùلَّا الله٠وَØْدَه٠لَا شَرÙيْكَ
Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنَّ سَيÙّدَنَا Ù…ÙØَمَّدًا عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙÙ‡ÙØŒ اَللهم
صَلÙÙ‘ وَسَلÙّمْ عَلٰى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّدÙن٠الصَّادÙق٠الْوَعْد٠الْأَمÙيْنÙØŒ
وَعَلٰى Ø¥ÙخْوَانÙه٠النَّبÙÙŠÙّيْنَ وَالْمÙرْسَلÙيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ
Ø£Ùمَّهَات٠الْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ، وَآل٠الْبَيْت٠الطَّاهÙرÙيْنَ، وَعَن٠الْخÙÙ„ÙŽÙَاءÙ
الرَّاشÙدÙيْنَ، أَبÙيْ بَكْر٠وَعÙمَرَ وَعÙثْمَانَ وَعَلÙÙŠÙÙ‘ØŒ . أَمَّا بَعْدÙØŒ
Ùَيَا
أَيّÙهَا الْمÙسْلÙÙ…Ùوْنَ، Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙيْ بÙتَقْوَى الله٠الْعَلÙÙŠÙÙ‘
الْعَظÙيْم٠ÙَاتَّقÙوْهÙØŒ وَاعْلَمÙوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكÙمْ بÙأَمْرÙ
عَظÙيْمÙØŒ أَمَرَكÙمْ بÙالصَّلَاة٠وَالسَّلَام٠عَلٰى نَبÙÙŠÙّه٠الْكَرÙيْمÙ
Ùَقَالَ
: Ø¥Ùنَّ اللَّهَ
وَمَلَائÙكَتَه٠يÙصَلّÙونَ عَلَى النَّبÙيّ٠يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا
صَلّÙوا عَلَيْه٠وَسَلّÙÙ…Ùوا تَسْلÙيمًا،
اَللّٰهÙمَّ صَلÙÙ‘ عَلٰى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّدÙ
وَعَلٰى آل٠سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ
وَعَلٰى آل٠سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ وَبَارÙكْ عَلٰى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّدÙ
وَعَلٰى آل٠سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ
وَعَلٰى آل٠سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ، ÙÙيْ الْعَالَمÙيْنَ Ø¥Ùنَّكَ ØÙŽÙ…Ùيْدٌ
مَجÙيْدٌ.
للّهÙمَّ اغْÙÙرْ
Ù„ÙلْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ وَالمÙسْلÙمَات٠وَالمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ وَالمÙؤْمÙنَات٠الاَØْيÙاءÙ
Ù…ÙنْهÙمْ وَالاَمْوَات٠اÙنَّكَ سَمÙيْعٌ قَرÙيْبٌ Ù…ÙجÙيْب٠الدَّعْوَات٠و٠يَا
قَاضÙÙŠÙŽ الØَاجَاتÙ
رَّبَّنَآإÙنَّنَا سَمÙعْنَا Ù…ÙنَادÙيًا
ÙŠÙنَادÙÙŠ Ù„ÙلإÙيمَان٠أَنْ ءَامÙÙ†Ùوا بÙرَبّÙÙƒÙمْ Ùَئَامَنَّا رَبَّنَا ÙَاغْÙÙرْ
لَنَا Ø°ÙÙ†Ùوبَنَا ÙˆÙŽÙƒÙŽÙÙ‘Ùرْعَنَّا سَيّÙئَاتÙنَا وَتَوَÙَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارÙ.
رَبَّنَا وَءَاتÙنَا مَاوَعَدتَنَا
عَلَىرÙسÙÙ„ÙÙƒÙŽ وَلاَتÙخْزÙنَا يَوْمَ الْقÙيَامَة٠إÙنَّكَ لاَتÙخْلÙÙÙ
الْمÙيعَادَ.
Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami apa
yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau.
Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak
menyalahi janji"."
رَبَّنَا هَبْ لَنَا Ù…Ùنْ أَزْوَاجÙنَا ÙˆÙŽØ°ÙرّÙيَّاتÙنَا Ù‚Ùرَّةَ
أَعْيÙن٠وَاجْعَلْنَا Ù„ÙلْمÙتَّقÙينَ Ø¥Ùمَامًا.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan
keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi
orang-orang yang bertakwa.”
رَبَّنَا اغْÙÙرْ لَنَا وَلإÙخْوَانÙنَا
الَّذÙيْنَ سَبَقÙوْنَا بÙاْلإÙيْمَان٠وَلاَتَجْعَلْ ÙÙيْ Ù‚ÙÙ„ÙوْبÙنَا غÙلاًّ
لّÙلَّذÙيْنَ ءَامَنÙوْا رَبَّنَا Ø¥Ùنَّكَ رَءÙوْÙÙŒ رَّØÙيْمٌ.
"Wahai Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara
kami yang beriman lebih dahulu dari kami. Janganlah Engkau tanamkan ke dalam
hati kami perasaaan dengki kepada orang-orang yang telah beriman lebih dahulu.
Wahai tuhan kami, sungguh Engkau Maha Pemurah lagi Maha Penyayang kepada semua
makhluq-Nya."
اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ ادْÙَعْ عَنَّا
الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَباَءَ وَالْÙÙŽØْشَاءَ وَالْمÙنْكَرَ وَالسÙّيÙوْÙÙŽ
الْمÙخْتَلÙÙÙŽØ©ÙŽ وَالشَّدَائÙدَ وَالْمÙØÙŽÙ†ÙŽ مَا ظَهَرَ Ù…Ùنْهَا وَمَا بَطَنَ Ù…Ùنْ
بَلَدÙنَا هَذَا خَاصَّةً ÙˆÙŽÙ…Ùنْ بÙلْدَان٠اْلمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ عَامَّةً Ø¥Ùنَّكَ
عَلَى ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شَيْئ٠قَدÙيْرٌ
رَبَّنَآ ءَاتÙنَا ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا Øَسَنَةً
ÙˆÙŽÙÙÙŠ اْلأَخÙرَة٠Øَسَنَةً ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ.
وَصَلَّى الله٠عَلَى Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلَى
آلÙه٠وَأَصْØَابÙه٠أَجْمَعÙيْنَ. وَالْØَمْد٠لÙلَّه٠رَبّ٠الْعَالَمÙيْنَ
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ يَأْمÙرÙ
بÙالْعَدْل٠وَالْإÙØْسَان٠وَإÙيتَاء٠ذÙÙŠ الْقÙرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنÙ
الْÙÙŽØْشَاء٠وَالْمÙنكَر٠وَالْبَغْي٠ۚ يَعÙظÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙونَ
ÙَاذْكÙرÙوْا اللهَ العَظÙيْم
يَذْكÙرْكÙمْ وَاشْكÙرÙوْه٠عَلَى Ù†ÙعَمÙه٠يَزÙدْكÙمْ وَاسْأَلÙوْه٠مÙنْ
ÙَضْلÙÙ‡Ù ÙŠÙعْطÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽØ°Ùكْر٠الله٠أَكْبَرْ, Ø£ÙŽÙ‚ÙيْمÙوْا الصَّلَاةَ